Senin, 29 Agustus 2016

Akal itu apa sih?

Pada suatu hari, ada teman saya sangat gemar berfilsafat, tapi akhirnya selalu kebingungan. Dia sudah lumayan banyak baca buku-buku yang bersinggungan dengan filsafat. Tetapi, selalu saja sama masalahnya dan akhirnya: pusing. Semoga dengan tulisan ini kebingungan sudah mulai mereda.

Filsafat bagi sebagian anak muda adalah hal yang perlu untuk ditajamkan (selain itu.. keren juga sih) karena itu akan menentukan bagaimana ia memandang hidup dan dapat mengetahui kebenaran yang mutlak. Sehingga cukup banyak kalangan yang mau berkiprah di sana.

Tidak dipungkiri lagi, manusia pada umumnya sering bergelut dengan produk akal=produk proses berpikir=ilmu pengetahuan, tetapi jarang mengetahui terlebih dahulu tentang fakta akal itu sendiri. Memahami tentang akal masuk kategori penting, sebab kita menjadi tahu batasan-batasan akal itu sendiri. Apa yang dapat dipikirkan lalu dipastikan kebenarannya dan apa yang tidak bisa pikirkan karena terkendala oleh kemampuan akal itu sendiri. Dan pula, akal adalah alat untuk memperoleh kebenaran.

Sumber : Slide Seminar Pengusahan Rindu Syariah (Pondasi Bisnis 2) oleh Dwi Condro Triono, PhD.
Dan.... filsafat sendiri itu adalah produk dari proses berpikir.

Sebelum menuju pada definisi akal, kita harus tahu keistimewaan dan bagaimana kita bisa berpikir. cekidot!

Manusia. Makhluk apa sih dia? Makhluk yang dikatakan satu-satunya yang dapat membangun peradaban dan mengembangkannya. Apa sih yang dimiliki manusia sehingga dapat begitu? Akal. Itulah yang membedakan mereka dengan makhluk yang lainnya: Tumbuhan dan Binatang. Tempatnya dimana? saya juga tidak tahu. Mungkin ibarat Anda adalah laptop canggih, dan softwarenya adalah akal. Tempat software dimana dalam laptop?

Lalu, kita harus mengerti bagaimana kita dapat berpikir. Kita tak dapat berpikir seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya, sebab berpikir sendiri dibatasi dengan 4 hal atau 4 syarat:
    1. Fakta Yang Terindra
    2. Indera
    3. Otak/akal
    4. Informasi Sebelumnya (Ma'lumat Sabiqah)

Sini, ku coba jelaskan satu-satu, yang sabar yaaa....

1. Fakta yang Terindra
Ketika ditanya tentang, apa itu buroq? Apa yang anda bayangkan?

- Begini pandangan orang dulu tentang buraq:
Sumber : Slide Seminar Pengusahan Rindu Syariah (Pondasi Bisnis 2) oleh Dwi Condro Triono, PhD.
pada zaman dahulu, kendaraan yang paling cepat adalah kuda. Dan Rasulullah SAW memakai transportasi ini untuk ke langit ketujuh. Maka orang pada zaman dahulu menghayalkan buraq itu Kuda+Sayap, itu pemikiran orang saat zaman dulu. Yang mana lagi disebutkan bahwa buraq itu berjenis kelamin betina, ya bisa saja seperti gambar di atas. Tapi apakah benar buraq seperti itu?

- Begini pandangan orang modern sekarang tentang buraq:
Sumber : Slide Seminar Pengusahan Rindu Syariah (Pondasi Bisnis 2) oleh Dwi Condro Triono, PhD.
menurut orang zaman sekarang, kendaraan paling cepat sekarang adalah jet. Jadi bisa saja buraq yang dimaksud adalah jet tercanggih tanpa meninggalkan jejak dan dilengkapi autopilot (AI) bersuara perempuan. Tapi, apakah benar buraq seperti itu?

Lalu, seperti apa buraq itu sebenarnya? Kamu berpikir sampai liang kuburpun belum dapat memastikan kebenarannya. Itu hal ghaib brooo! Jadinya malah gila, mblaasss! Apa yang kita pikirkan/bayangkan dibatasi oleh fakta-fakta yang pernah kita inderai selama ini untuk membentuk khayalan  bentuk 'fisik' yang benar.

2. Indera-indera
Secara umum, Indera ada lima, rupa-rupa warnanya. eh, macamnya:
        a. Penglihatan              
        b. Pendengaran            
        c. Penciuman
        d. Pengecap
        e. Peraba

Syarat minimal berpikir adalah memiliki penglihatan dan pendengaran. Bayangkan, jika sejak bayi seseorang itu buta dan tuli. Bisa kah ia berpikir? Mungkin ia bisa membedakan mana 'terasa' panas dan mana 'terasa' dingin tapi tidak tahu apa namanya/istilahnya, hanya merasakan perbedaan suhu melalui indera perabanya. Tidak mengerti biru, merah, dan warna lainnya.

Tidak ada akses untuk informasi masuk ke dalam kepalanya, yang mana informasi tersebut nantinya akan dipakai sebagai informasi sebelumnya di kemudian hari, ketika ia berpikir.

3. Otak
Otak adalah pusat utama pengendali tubuh, sadar atau tidak sadar. Tidak semua yang memiliki otak, dapat berpikir. Contoh, otak anjing, otak orang gila, otak-otak hewan, dan semacamnya. Mereka memiliki otak tapi tidak dapat berpikir. Otak tidak sama dengan akal, tapi perlu otak untuk berpikir.

Otak hewan dan otak manusia tentu berbeda kemampuan. Pada otak manusia didapatkan kemampuan untuk mengaitkan informasi. Pada titik inilah yang hanya membedakan kita dengan hewan.

4. Informasi Sebelumnya (Ma'lumat As-sabiqoh)
Yang membedakan pandangan tentang syarat berpikir dengan kaum komunis adalah ini: Informasi Sebelumnya. Menurut mereka, syarat berpikir cuma ada tiga: yaitu 3 hal di atas tadi lhoo. Kita 'bisa berpikir' dengan terus-menerus mengamati sebuah objek atau melalui percobaan-percobaan (eksperimen) dan Blasss! 'tiba-tiba' muncullah ide untuk memberi nama objek tersebut. Menurut mereka, itu.

Mari kita renungkan atau menggalaukan pemikiran tersebut, apakah benar adanya?

Ketika saya sodorkan kepada kamu (iya... kamu) kitab yunani kuno, kamu pasti bingung. Tidak bisa berpikir apapun maksud dari tulisan itu. Sekatapun atau sehurufpun. Seberapa lamapun kamu menatapnya, mengutak-atiknya, selama tidak ada yang memberi tahu, kamu tidak akan bisa paham. Artinya apa? Kamu tidak mengerti karena tidak ada yang memberi tahu kamu bahwa ini artinya itu. Tidak ada informasi sebelumnya (Ma'lumat).

Tapi kamu tahu satu hal: itu adalah tulisan yang telah dibukukan. Karena apa? Pada otakmu, telah ada informasi sebelumnya bahwa yang berbentuk seperti ini adalah buku yang berisi tulisan.

Tidak percaya? Coba saja jika punya bayi, dibesarkan tanpa diberi Ma'lumat sama sekali di sebuah ruangan putih kosong. Tumbuh dan berkembang sampai 20 tahun saja. Bisa tidak dia berpikir?
Maka, jika kita putar balik hingga ke manusia pertama, pertanyaannya adalah siapa yang memberikan dia Ma'lumat? Ma'lumat pastilah datang dari luar manusia itu sendiri. Tidak mungkin datang dari diri sendiri. Pasti yang memberikan Ma'lumat adalah sesuatu yang mempunyai pengetahuan dan ilmu.
Dan dari awal itulah, ma'lumat manusia terus bertambah dan mampu menciptakan peradaban karena kemampuannya dalam berpikir.

Berpikir adalah mampu mengaitkan fakta yang terindera dengan informasi sebelumnya (Ma'lumat), sehingga memperoleh faham. Seperti slide dibawah ini:
Sumber : Slide Seminar Pengusahan Rindu Syariah (Pondasi Bisnis 2) oleh Dwi Condro Triono, PhD.

Ketika saya bilang meja, anda dapat membayangkan tentang meja, bentuknya, bahannya dan sebagainya tentang meja. Nah, berarti anda sudah paham tentang meja.

istilah pintar sebenarnya adalah seberapa banyak ada ma'lumat yang kita punya. Untuk paham, kita haruslah mengaitkan ma'lumat dengan fakta yang kita inderai sehingga itulah yang disebut dengan paham.

Maka, Definisi akal adalah...
Sampai sini, Taqiyuddin An-Nabani, menjabarkan akal=pemikiran=kesadaran adalah pemindahan penginderaan terhadal fakta melalui panca indera ke dalam otak yang disertai adanya informasi-informasi terdahulu yang akan digunakan untuk menafsirkan fakta tersebut.
Teori Berpikir tingkat 1 adalah cara memperoleh kebenaran langsung, seperti membuktikan pernyataan 'ini kursi' sambil pegang kursi. Adapun Teori Berpikir Tingkat 2 adalah cara memperoleh kebenaran tak langsung (fakta yang tidak bisa langsung terindera=ghaib). Sekiranya ada waktu luang, akan sempat saya tuliskan. Dengan izin Allah, tentunya.

Sumber:
-video ceramah Teori Berpikir Tingkat 1, Seminar Pengusaha Rindu Syariah, oleh Dwi Conro Triono, PhD
-Hakekat Berpikir, Taqiyuddin An-Nabani, cetakan VI

NB: Jika ada yang mau nanya, koreksi, atau ada pandangan berbeda boleh komentar dibawah. CMIIW. Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar