Kamis, 30 Juni 2016

Little Forest

           --movie little forest

ohayo.

ah, telah pagi
perempuan itu memilih langit

langit terbelah
sebelah pucat dan berat,
seperti memiliki alasan
dan membuang matahari

anak-anak telah tiada
Tetua sibuk menebang kayu
atau memilah kacang
atau memikirkan lahan
kosong

rumahnya ditumbuhi
kesunyian yang dipanen
sebelum makan

semua yang dari tanah
dimasaknya selalu
berasa sama
: seperti ibu

uap kentang rebusnya
hangat dan lembut
tetapi bukan itu rasanya

hari demi hari

*

tetapi,
perempuan itu pergi
dan suatu hari, pulang

perempuan itu, Ichiko,
melakukan persiapan Kagura
bersama suaminya.

tetapi, bukan itu jawabannya.


Rabu, 29 Juni 2016

Proses Dijatuhcintai

pertama hadirmu
lalu, juga namamu
terakhir, tinggallah hanya namamu,

pemberi harapan,
palsu?

Senin, 27 Juni 2016

Terpasung

pada suatu sore
yang dipaksakan mesra

kau biarkan angin
mencolek-colek
rambutmu

kau biarkan pohon
merumahkan
punggungmu

kau biarkan rumput
mencium-cium
pantatmu

kiri-kananmu
adalah kata-kata

tanda tanya

menusuk kakimu
dan tak sempat
membuat jarak.

Perempuan

Matamu adalah seribu bahasa,

aku diam
dan jatuh cinta

Minggu, 26 Juni 2016

[Belum Ada Judul]

/1/
semasa kecil dulu,
ibu membawaku ke tukang foto
untuk foto kematian.

"Ibu, aku belum mau mati.
aku masih ingin keringat ibu."

ia tersenyum, lalu menyuruhku
tersenyum ketika di foto.

cheez!

ibu mencetaknya sebesar setengah
tubuh ku.
aku jadi teringat
permintaan guruku,

"Mas, cetak juga pas foto
untuk ijazah sd ku, ya."

*
/2/
Pagi ini, aku mengumpulkan keringat
untuk ibu, katanya, ia suka.
ku kumpulkan sebanyak yang ku bisa.

tapi dasar sial, aku ditabrak becak
dan truk melindas kepalaku,
mata ku meloncat, seperti bola pimpong
crot-nya kemana-mana.

Aduh, ibu sedang menunggu.

ia pasti haus setengah mati
di dalam kuburnya.

Sabtu, 25 Juni 2016

Sebuah Ego

Aku tak terlalu yakin dengan puisi ini.
Ia terburu-buru, tetapi tak pernah selesai.
Ia mencintai dirinya sendiri
sepanjang kau membacanya.

Pada pagi hari ia mengetuk jendelamu
agar kau lekas bangun dan menyikat gigi.
Ia ingin membuatmu
melakukan hal-hal yang sederhana
yang tak bisa ia lakukan

: mencintai puisi lain.

Akhir Pengabaian

tiba-tiba kata itu hilang: cinta.
kita menjadi sulit menemukan kata
untuk menyapa.
kita sibuk setiap hari di etalase, pelataran,
ataupun pinggir danau untuk mencari kata.

jarak pun tercipta
tanpa sadar oleh mata.

aku barat dan kau timur,
dan perjuangan adalah di antaranya
dan penantian
dan apa saja
termasuk masa depan.

setelah sewindu, di tengah luka,
rindu dan buku-buku pelajaran,
kau dan aku akhirnya tahu kata itu

: nikah, yuk?


2016

Rabu, 22 Juni 2016

Wawancara Calon Guru

Tibalah aku dipanggil.
Aku bosan setengah mati,
sejak tadi aku sendirian
di ruang tunggu.
-
"Bagaimana cara mu menjelaskan biru pada orang buta sejak lahir?"
"Bagaimana cara mu menjelaskan Re pada orang tuli sejak lahir?"
"Bagaimana cara mu menjelaskan manis pada orang yang tak pernah mendengar janji calon pemimpin sejak lahir?"
 -
Sial. 
Lidahku kelu
Pantasan cuma aku!

Senin, 20 Juni 2016

Pencuci Piring Restoran

kau tua dan lambat
anak mu tumbuh, pergi
dan lupa pulang
minta susu
atau
belaian.

kau cuci semua piring
di restoran itu
kau sempatkan kantuk
mengganggu mu di luang
meski siang atau malam
sama saja
: lelah.

kau hilang saat adzan
mengambil wudhu dan doa-doa
dan ku temukan sendal mu di pelataran
musala.

lalu kau tak temukan
makna apapun
dalam piringmu.

dan kau cuci
lagi.
lagi.

dan pulang.

Sabtu, 18 Juni 2016

Gagal Menjadi Peterpan

Aku lebih suka menjadi anak-anak
bercinta tanpa kata-kata.
berbagi tanpa ilmu hitung.
bercerita tanpa dosa
bertualang tanpa berjalan

Tetapi, aku anak yang nakal.
Aku dikutuk
: tumbuh menjadi dewasa.

Per-empu-an

Kamu disitu, An.
Tak tepat di tengah,
dekat jendela.

Tapi mata mu, An.
Pupilnya mengecil, kecoklatan.
juga rambutmu melerai cahaya
aku sepakat--dengan diriku--bayangnya disebut kenangan.

Tubuhmu adalah ruang, An.
: kamu tersenyum.
Boleh ku tanam banyak bibit di sana, An?
: kamu mengangguk
Tapi kamu hanya menerima satu
: syarat mu.

Tlock.
Pintu terkunci.

Lelaki Penjelma

aku adalah perihal kecil
yang tak pernah kau sadari, misal, embun yang melekat
di jendelamu pada pagi hari, kehangatan dari segelas teh
yang kau seduh, atau hanya angin lewat yang sekedar menegurmu
agar lekas masuk ke rumah, menutup pintu dan mulai tidur
--malam sudah larut.

Aku adalah puisi yang pernah termuat
di koran yang kau baca 
tapi tak pernah kau dapati
: aku menggigil bersama puisi lain.

Kursi goyangmu berderit
: dia adalah rahasia. 

yang Takku Rencanakan

Aku tak pernah berencana untuk jatuh cinta apalagi memilih kamu untuk ku cintai. Seperti aku tak pernah memilih di rahim mana aku mau dilahirkan. Tiba-tiba saja aku tahu, ia ibuku. Hangat dan aman.

Aku tak pernah berencana untuk sakit hati apalagi bersiap-siap. Seperti kau memotong wortel dan tak sengaja jari mu teriris. Dan ingin saja kamu membeli penutup luka tapi tak tahu siapa dan di mana saja benda itu dijual. Kau memilih menyerah dan waktu mengeringkan lukamu. Kau abai, lalu lupa, tetapi sembuh.

Aku tak akan berencana untuk mencari-cari lagu untuk menemaniku menemui kehampaan. Aku menjadi malas. Seperti kopi yang ku tinggal sejak tadi malam: hitam, pekat, dan dingin.

Sial, 
Aku tak pernah berencana untuk menulis seperti ini.

Pada Suatu Ngawur

Pada suatu semesta, turunlah seseorang bernama Mada. Telanjang bulat, tetapi belum tahu arti telanjang. Ia berjalan bertahun-tahun. Pada suatu hari, ia bertemu Awah yang sedang telanjang. Tetapi, bukan kata telanjang yang muncul pertama kali. Siapa kau?. Tanya yang tepat. Mereka bersamaan, tetapi bersamaan juga membiarkan lawan menjawab. Hening tercipta. Mata menata tatap. Mulut membuka, tetapi tidak dengan suara. Pertanyaan pertama terlewat. Apa itu? Tunjuk Mada pada sepasang buah serupa pir pada dada Awah. Ia meraba sepasang buahnya itu. Lalu tangan kanan menutupnya, tangan kiri lalu menunjuk. Mada perlahan menutup batang yang menggantung pada selangkangannya. Mereka saling membelakangi dan mencari pohon.

Pohon itu. Mereka ambil selembar daunnya
yang besar dan melebar.
yang hijau dan kilau
bertugas menutup yang ditunjuk itu.

Terjaga

semua catatan mu
adalah malam dan tanya
: pukul berapa sekarang?

pada pekat,
kau telah tertumpah gairah
tersesat
dan lupa berziarah

Rabu, 08 Juni 2016

Buka Puasa

Aku ingat bau bawang putih
melekat pada tangan ibu
dan mengelap ingus dari hidungku
ketika aku meminta uang untuk membeli
beberapa kembang api agar melupakan
rasa masakannya yang telah ku kunyah.

anak kecil itu tak pernah lapar
pada masakan ibu,
tetapi tumbuh juga
menjadi penunggu setia
di meja makan dekat dapur
ibu.

suara adzan memecah senja
bergelora dan menjelma riak-riak.
melunaskan dahaga pada tiap
meja makan.

Nasinya, Bu, kataku.
Tambah.

Rabu, 01 Juni 2016

Kepada Kamu

                        --uat

aku ingin berlalu
tanpa kenangan dan kenalan
tanpa perasaan dan kecemasan
pada dinding-dinding dingin
pada waktu yang berdetak-detak

aku ingin berlalu
dan masa depan tak punya kau
dalam ingatan ku
karena aku akan mencintai mu
tak cuma sekali
tak cuma hari ini

aku tak ingin membiarkan mu
tinggal dalam catatan ku
dan semua kata dilalap cemburu,
juga tuhan,
pada nama mu.

tetapi, hidup selalu punya tetapi*

2016


*kutipan Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi-nya M Aan Mansyur.

Malam Ini Aku Sedih Sekali

pada cinta yang tak terbalas
kata-kata bekerja lebih keras
kertas-kertas kepenuhan

tanda tanya berserakan
menutupi alamat
rumahmu.