Rabu, 30 November 2016

Perempuan-perempuan yang menggelisahkan ku

Selama ini saya menyukai dua perempuan, tetapi saya hanya mengingat dua perempuan yang menggelisahkan ku sampai detik ini.

Rabu, 23 November 2016

Ost Terakhir Kimi no Nawa

~
Angin yang lewat di antara kita
membawa rasa sepi dari suatu tempat
Langit yang berhenti menangis
terlihat sangat samar

Rabu, 16 November 2016

Manfaat Menyiram Bunga

Kumpulkanlah air mataku,
lalu pakailah
untuk menyirami bunga mu

lihat,
betapa indahnya
bunga pada pagi hari.

Minggu, 06 November 2016

Membentuk Kebiasaan

Ada hal yang menarik dari buku The Conglomerat Mindset by Abdul Madjid Al Zindani. Secara umum, dia membahas cara menjadi konglomerat, tetapi ada bahasa khusus tentang membentuk kebiasaan membaca buku.

Senin, 31 Oktober 2016

Subuh-subuh begini...

Subuh-subuh begini, semua seperti ketiadaan
uap yang keluar dari mulutku, berhamburan
tak bertujuan dan bertuan

lampu yang kesepian,
abu-abu tiang listrik,
atau pagar yang berkarat
adalah kunang-kunang,
kedap-kedip meminta mataku

subuh-subuh begini,
semua keadaan menjelma cahaya,
tidak disisakan jarak untuk menapak,
atau luka untuk melukai lagi

subuh itu,
keberadaan terakhir
: aku saja

didalam aku
: apa saja

Au'

oleh: senjamelankoli

Malam ini aku pusing, tapi senang.
Aku sudah tidak memikirkan si kiri
atau kanan lagi
karena dia sudah pulang.

Aku lelah karena soal-soal itu.
Setidaknya aku mengerti walaupun secuil
Aku mau berterimakasih sama yang setia
pada malam ini.

Sebodoh apapun aku
asal jangan bosan

Apa yang susah selain mencari orang yang setia?
Sejauh ini aku belem mengetahui jawabannya
mungkin nanti, tidak sekarang
bahkan si kanan atau kiri pun malah
tidak peduli

atau

tidak tahu.

Minggu, 16 Oktober 2016

Ternyata, ada situasi yang dapat ku temukan solusinya, tetapi belum juga dapat ku laksanakan. Sudah berkali-kali ia menjebakku, dengan cara yang sama. Pantaslah aku jika disebut bodoh.

Hijrah lah cepat, wahai aku.

Sabtu, 08 Oktober 2016

Ahok, Kasus Moral Klasik Robinhood yang Kembali Terulang.

Ada yang sedang memanas di dunia maya dan di dunia nyata akhir-akhir ini: Ahok mengutip ayat Al-Maidaah ayat 51.

Berdasarkan https://www.youtube.com/watch?v=NGbvE0uVs14 pada menit ke tujuh,
Ahok berkata : "Jadi kalau bapak ibu tidak bisa pilih saya, karena kan dibohongin pakai surah Al-Maidah ayat 51 macem-macem gitu." [Gelak ketawa hadirin mencuat].

Maksudnya dibohongin firman Tuhan?
kalau kata 'dibohongin' diganti 'alasan', saya kira masih tidak apa-apa. Tapi sekali lagi, titik beratnya ada pada kata 'dibohongi'. Itu yang menjadi masalah karena Ahok beranggapan bahwa surah Al-Maidah ini membodohi penganutnya. Sedang surah Al-Maidah ini berasal dari firman Tuhan. Berarti Tuhan membodohi penganutnya? Well, pls ask to Ahok.

Ini bukan kritik agama, sekali lagi, ini bukan kritik agama. Ini penistaan terhadap agama Islam.

"Tonton dulu video lengkapnya, Ahok-kan tidak maksud begitu, niatnya bagus tauuu!" Hmm... menarik juga pembelaan dari 'kubu' Ahok. Mari kita telaah kisah Robinhood. Mencuri dari orang kaya untuk rakyat miskin. Kalau melihat sepanjang kisah Robinhood dan memakai cara berpikir seperti ini, maka Robinhood tidak salah? Iya doong.... kan niat dia baik? Setuju nggak?


Perlu saudara-saudara ketahui: 
    "Tidak semua orang berniat baik itu tahu cara melakukannya dengan cara yang benar."
    "Banyak orang baik, tapi tidak tahu cara melakukannya dengan benar."

Banyak tokoh juga yang menyangkan sikap Ahok ini dan parahnya, Ahok selalu tidak memperhatikan kata-kata yang keluar dari mulutnya.
      "Kata-kata yang telah keluar, tidak dapat ditarik kembali, sekalipun kamu minta maaf, masih ada yang tersisa: ketidak-percayaan dan kekecewaan."

Ahok, harus minta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya!

Minggu, 02 Oktober 2016

Ornamen-ornamen Rumah



Apakah yang sanggup melobangi hati tengah malam?
Adalah kerinduan dan ingatan
menyemukan semua di hadapan.

/1/
Bunyi air hangat yang menetes
Dari keran yang tak pernah rapat
Mengajak tubuhku berendam
Jauh lebih lama, jauh lebih dalam

Cahayanya temaram, membisukan alamku sejenak
Menjinakkan jantungku, berbicara dan bermain-main waktu
Yang berenang-renang di bak.

/2/
Adikku yang manis selalu memperhatikan tubuhku
Rambutku yang berketombe ia gosokkan jeruk nipis
Wajahku yang kusam ia maskerkan
Bukan betul itu yang ku nikmati
Namun bau tawanya yang selalu hadir
Di kosong malam seperti ini

/3/
Adikkku yang kecil, adikku yang nakal
Namun masih punya akal
Adalah penakut dan selalu ingin ditemani ketika tidur
Ku temani ia dan ku tinggalkan kala ia terlelap
Karena air liurnya bau sekali

/4/
Ia marahiku dengan cara yang sangat santun
Dan paling romantis karena isi lemariku berantakan lagi

ia bangunkan aku pada pagi yang merindukan matahari
memintaku sembayang, berdoa agar udara kota tak membuatnya cepat mati

ia,
ibuku,
ibuk,
adalah rumah yang tak terganti.

/5/
untung saja ayah menemukan dirinya di secangkir kopi 
bukan di beer-beer supermarket.
Semua kata kemarahannya tertuang dalam kopi itu
kopi itu pahit seketika, namun ku tahu,
bukan karena itu kopinya selalu habis.

Sabtu, 24 September 2016

Rabu, 21 September 2016

Yang menarik dari manusia adalah mereka dapat penasaran lalu bertanya-tanya.
Menjadi mahasiswa, yang paling penting adalah akedemisnya (bukan 'hanya' nilainya) dan sama pentingnya peduli masyarakat sekitar.

Lagu: Ruang Kenangan Yang Sempit

Ketika ku dengar Yellow-nya Coldplay, ku ingat jalan-jalan yang mengarah padamu. Seperti sungai-sungai mencari laut. Anak-anak yang meminta tumpangan, danau yang sepi, aroma sawah, tai kuda, suara kucing, perempatan yang mematikan, deretan pohon-pohon yang merunduk ke jalan (seakan menghalangiku), atau lubang di jalan.  Sampailah aku di tempat parkir dan ku cari atau ku tunggu kau di setiap luang ku.

Ku pikir, sampai di sini, lagu punya ruang untuk menyimpan kenangan. Tetapi, manusia tak pernah puas (atau menjadi bosan?) akan kenangan. Dan lagu-lagu memang tak pernah memiliki ruang yang cukup untuk menyimpan kenangan. Itu sebabnya, kadang-kadang lagu menjadi hambar meski bagus. Kenangan yang di simpan di lagu, memang pantas diputar sekali-sekali saja.
Hidup ini rasanya hanyalah mempelajari aturan dan mencoba untuk menaati/mengamalkannya.
Jika bisa memilih, aku ingin lahir dengan bakat kerja keras.

Kamis, 08 September 2016

Kesenangan seorang hamba hanya satu, yaitu bisa taat pada Pencipta/Tuannya.

Senin, 29 Agustus 2016

Akal itu apa sih?

Pada suatu hari, ada teman saya sangat gemar berfilsafat, tapi akhirnya selalu kebingungan. Dia sudah lumayan banyak baca buku-buku yang bersinggungan dengan filsafat. Tetapi, selalu saja sama masalahnya dan akhirnya: pusing. Semoga dengan tulisan ini kebingungan sudah mulai mereda.

Filsafat bagi sebagian anak muda adalah hal yang perlu untuk ditajamkan (selain itu.. keren juga sih) karena itu akan menentukan bagaimana ia memandang hidup dan dapat mengetahui kebenaran yang mutlak. Sehingga cukup banyak kalangan yang mau berkiprah di sana.

Jumat, 19 Agustus 2016

Kebiasaan Baru




Sendiri saja.
Perlahan merambat tanpa sumbat
Kesedihan mulai 
menjadi kebiasaan, 
menjadi candu.

Seperti bangun kesiangan,
kemacetan pagi jakarta,
atau seperti ruang
tanpa 

kamu.

 

Jumat, 12 Agustus 2016

Ruang Kenangan

kesepian masuk tanpa permisi
dan menemukan kita
yang bersembunyi

saling memandang
dan diam membentang,
kukecup keningmu
yang mudah dikenang

dari jendela,
hembusan yang bebas,
wangimu yang pas,
atau tawa yang lepas
adalah sebagian kehadiran mu.

kini, sepi saja
dan sebagian kehadiran mu
di ruang ini menggema
sekali-kali menjelma
: kerinduan

Rabu, 10 Agustus 2016

Adakah bagian tubuhmu yang merindukan bagian tubuhku?

Hari ini ku ingat sebuah gelap
ada kita saling mendekap

ada aroma yang belum punya nama
di tubuh mu, mengendap ke dalam kepalaku
dan membentuk tubuh mu di ruang-ruang
tidak ada kau

adakah bagian tubuhmu
yang merindukan bagian tubuhku?

Rabu, 27 Juli 2016

Ruang Makan Selingkuhan


selalu ada yang disediakan pagi di meja makan
segelas susu, telur mata sapi, dan perpisahan

langkah kakimu adalah bahasa-bahasa kepergian
entah mencari apa atau siapa, atau tidak mencari
di ujung pintu, kau ucapkan selamat tinggal dan tersenyum
di telingaku, kata-katamu dipanah hingga mati

setelah kepergianmu, yang kau sisakan adalah sakit yang berlebihan
aku menutup mata, tetapi air mata tetap keluar

esok, pagi menyediakan hal berbeda
segelas susu, telur mata sapi, dan air mata.

Rabu, 20 Juli 2016

Antah Berantah

Lelaki itu belum mempelajari bintang-bintang
dan sekarang ia tersesat di tengah samudera,
gurun, atau hamparan yang tak berarah.

Aku pemberani, katanya untuk memberanikan diri.

Langit penuh sesak dengan awan kelabu
Dia mununjuk ke sembarang titik,
mengutuk hingga mengantuk

:  besok
   hari akan sama lagi
   dan ia belum menemukan jawabannya.

Minggu, 17 Juli 2016

Liebesleid

Suatu hari aku akan menghilang,
dan kau tak akan ku kenal lagi

Untuk apa?
Untuk lahir kembali.

Kenapa? Kau memilih langit.
Mungkin itu jawabannya.

: seperti langit, sulit di pahami.

Selasa, 12 Juli 2016

Reuni

Pada malam itu, hanya ada satu pasangan dan satu lelaki. Mereka baru saja bertemu.

"Hei! Aku bawa kabar menarik!" Lelaki yang terlihat kesepian itu menampar bahu lelaki yang terlihat hangat dalam rangkulan gadisnya.
"Apa itu?"
"Mau kabar buruk atau baik dulu?"
"Terserah kau saja."
"Oke, kabar baiknya..," Laki-laki itu mengambil nafas. "Aku ketemu gadis cantik." Ia membuang nafasnya sampe habis.
"Di mana ia sekarang?"
"Di samping mu." Lelaki kesepian itu tersenyum, memandang gadis si lelaki hangat.

Pasangan itu saling memandang, tersenyum. Ah, boleh juga lelaki satu ini, pikirnya.

"Dan kabar buruknya?"
"Aku jatuh cinta dengan gadis itu."

Jumat, 08 Juli 2016

Langit Esok

                     --uat
Tak ada bir.
Kini ku minum segelas air
Sepi, sepi, dan menambah segelas lagi.
Lalu segelas lagi, dan hati-hati melukis langit esok pagi.

Akhirnya ku ucapkan selamat tinggal dan jarak sudah tak ada artinya.
Esok langit penuh paksaan, tetapi pasrah saja.

Dan segelas lagi
: biru


Senin, 04 Juli 2016

Hal-hal Melankoli

dingin tak tertahankan pagi itu dan angin pertama bulan Juli. separuh suara burung mengisi kesunyian. Arwah-arwah menunggu di sebuah ruang, mencari sisa-sisa kesedihan tadi malam. Bunga-bunga, rumput, dan pohon rela begitu saja. Jatuh begitu saja. Semuanya abu-abu.

Akhir-akhir ini aku menyukai beberapa kesedihan, juga kegagalan. misal, cinta yang tertinggal di desa dan hendak dilupakan di kota: larut dalam kesibukan dan kemacetan, atau kegalauan yang sengaja disimpan untuk dihabiskan hari ini: tak ada yang sia-sia.

Aku sibuk sekali mencari kesedihan. Aku mencarinya di film, buku-buku, musik, atau malam, atau kamu. Tak banyak yang ku dapat karena ibu juga memintanya sebagian.

Tuhan, pagi ini, 
berilah aku kesedihan 
yang banyak.

aamiin

Kamis, 30 Juni 2016

Little Forest

           --movie little forest

ohayo.

ah, telah pagi
perempuan itu memilih langit

langit terbelah
sebelah pucat dan berat,
seperti memiliki alasan
dan membuang matahari

anak-anak telah tiada
Tetua sibuk menebang kayu
atau memilah kacang
atau memikirkan lahan
kosong

rumahnya ditumbuhi
kesunyian yang dipanen
sebelum makan

semua yang dari tanah
dimasaknya selalu
berasa sama
: seperti ibu

uap kentang rebusnya
hangat dan lembut
tetapi bukan itu rasanya

hari demi hari

*

tetapi,
perempuan itu pergi
dan suatu hari, pulang

perempuan itu, Ichiko,
melakukan persiapan Kagura
bersama suaminya.

tetapi, bukan itu jawabannya.


Rabu, 29 Juni 2016

Proses Dijatuhcintai

pertama hadirmu
lalu, juga namamu
terakhir, tinggallah hanya namamu,

pemberi harapan,
palsu?

Senin, 27 Juni 2016

Terpasung

pada suatu sore
yang dipaksakan mesra

kau biarkan angin
mencolek-colek
rambutmu

kau biarkan pohon
merumahkan
punggungmu

kau biarkan rumput
mencium-cium
pantatmu

kiri-kananmu
adalah kata-kata

tanda tanya

menusuk kakimu
dan tak sempat
membuat jarak.

Perempuan

Matamu adalah seribu bahasa,

aku diam
dan jatuh cinta

Minggu, 26 Juni 2016

[Belum Ada Judul]

/1/
semasa kecil dulu,
ibu membawaku ke tukang foto
untuk foto kematian.

"Ibu, aku belum mau mati.
aku masih ingin keringat ibu."

ia tersenyum, lalu menyuruhku
tersenyum ketika di foto.

cheez!

ibu mencetaknya sebesar setengah
tubuh ku.
aku jadi teringat
permintaan guruku,

"Mas, cetak juga pas foto
untuk ijazah sd ku, ya."

*
/2/
Pagi ini, aku mengumpulkan keringat
untuk ibu, katanya, ia suka.
ku kumpulkan sebanyak yang ku bisa.

tapi dasar sial, aku ditabrak becak
dan truk melindas kepalaku,
mata ku meloncat, seperti bola pimpong
crot-nya kemana-mana.

Aduh, ibu sedang menunggu.

ia pasti haus setengah mati
di dalam kuburnya.

Sabtu, 25 Juni 2016

Sebuah Ego

Aku tak terlalu yakin dengan puisi ini.
Ia terburu-buru, tetapi tak pernah selesai.
Ia mencintai dirinya sendiri
sepanjang kau membacanya.

Pada pagi hari ia mengetuk jendelamu
agar kau lekas bangun dan menyikat gigi.
Ia ingin membuatmu
melakukan hal-hal yang sederhana
yang tak bisa ia lakukan

: mencintai puisi lain.

Akhir Pengabaian

tiba-tiba kata itu hilang: cinta.
kita menjadi sulit menemukan kata
untuk menyapa.
kita sibuk setiap hari di etalase, pelataran,
ataupun pinggir danau untuk mencari kata.

jarak pun tercipta
tanpa sadar oleh mata.

aku barat dan kau timur,
dan perjuangan adalah di antaranya
dan penantian
dan apa saja
termasuk masa depan.

setelah sewindu, di tengah luka,
rindu dan buku-buku pelajaran,
kau dan aku akhirnya tahu kata itu

: nikah, yuk?


2016

Rabu, 22 Juni 2016

Wawancara Calon Guru

Tibalah aku dipanggil.
Aku bosan setengah mati,
sejak tadi aku sendirian
di ruang tunggu.
-
"Bagaimana cara mu menjelaskan biru pada orang buta sejak lahir?"
"Bagaimana cara mu menjelaskan Re pada orang tuli sejak lahir?"
"Bagaimana cara mu menjelaskan manis pada orang yang tak pernah mendengar janji calon pemimpin sejak lahir?"
 -
Sial. 
Lidahku kelu
Pantasan cuma aku!

Senin, 20 Juni 2016

Pencuci Piring Restoran

kau tua dan lambat
anak mu tumbuh, pergi
dan lupa pulang
minta susu
atau
belaian.

kau cuci semua piring
di restoran itu
kau sempatkan kantuk
mengganggu mu di luang
meski siang atau malam
sama saja
: lelah.

kau hilang saat adzan
mengambil wudhu dan doa-doa
dan ku temukan sendal mu di pelataran
musala.

lalu kau tak temukan
makna apapun
dalam piringmu.

dan kau cuci
lagi.
lagi.

dan pulang.

Sabtu, 18 Juni 2016

Gagal Menjadi Peterpan

Aku lebih suka menjadi anak-anak
bercinta tanpa kata-kata.
berbagi tanpa ilmu hitung.
bercerita tanpa dosa
bertualang tanpa berjalan

Tetapi, aku anak yang nakal.
Aku dikutuk
: tumbuh menjadi dewasa.

Per-empu-an

Kamu disitu, An.
Tak tepat di tengah,
dekat jendela.

Tapi mata mu, An.
Pupilnya mengecil, kecoklatan.
juga rambutmu melerai cahaya
aku sepakat--dengan diriku--bayangnya disebut kenangan.

Tubuhmu adalah ruang, An.
: kamu tersenyum.
Boleh ku tanam banyak bibit di sana, An?
: kamu mengangguk
Tapi kamu hanya menerima satu
: syarat mu.

Tlock.
Pintu terkunci.

Lelaki Penjelma

aku adalah perihal kecil
yang tak pernah kau sadari, misal, embun yang melekat
di jendelamu pada pagi hari, kehangatan dari segelas teh
yang kau seduh, atau hanya angin lewat yang sekedar menegurmu
agar lekas masuk ke rumah, menutup pintu dan mulai tidur
--malam sudah larut.

Aku adalah puisi yang pernah termuat
di koran yang kau baca 
tapi tak pernah kau dapati
: aku menggigil bersama puisi lain.

Kursi goyangmu berderit
: dia adalah rahasia. 

yang Takku Rencanakan

Aku tak pernah berencana untuk jatuh cinta apalagi memilih kamu untuk ku cintai. Seperti aku tak pernah memilih di rahim mana aku mau dilahirkan. Tiba-tiba saja aku tahu, ia ibuku. Hangat dan aman.

Aku tak pernah berencana untuk sakit hati apalagi bersiap-siap. Seperti kau memotong wortel dan tak sengaja jari mu teriris. Dan ingin saja kamu membeli penutup luka tapi tak tahu siapa dan di mana saja benda itu dijual. Kau memilih menyerah dan waktu mengeringkan lukamu. Kau abai, lalu lupa, tetapi sembuh.

Aku tak akan berencana untuk mencari-cari lagu untuk menemaniku menemui kehampaan. Aku menjadi malas. Seperti kopi yang ku tinggal sejak tadi malam: hitam, pekat, dan dingin.

Sial, 
Aku tak pernah berencana untuk menulis seperti ini.

Pada Suatu Ngawur

Pada suatu semesta, turunlah seseorang bernama Mada. Telanjang bulat, tetapi belum tahu arti telanjang. Ia berjalan bertahun-tahun. Pada suatu hari, ia bertemu Awah yang sedang telanjang. Tetapi, bukan kata telanjang yang muncul pertama kali. Siapa kau?. Tanya yang tepat. Mereka bersamaan, tetapi bersamaan juga membiarkan lawan menjawab. Hening tercipta. Mata menata tatap. Mulut membuka, tetapi tidak dengan suara. Pertanyaan pertama terlewat. Apa itu? Tunjuk Mada pada sepasang buah serupa pir pada dada Awah. Ia meraba sepasang buahnya itu. Lalu tangan kanan menutupnya, tangan kiri lalu menunjuk. Mada perlahan menutup batang yang menggantung pada selangkangannya. Mereka saling membelakangi dan mencari pohon.

Pohon itu. Mereka ambil selembar daunnya
yang besar dan melebar.
yang hijau dan kilau
bertugas menutup yang ditunjuk itu.

Terjaga

semua catatan mu
adalah malam dan tanya
: pukul berapa sekarang?

pada pekat,
kau telah tertumpah gairah
tersesat
dan lupa berziarah

Rabu, 08 Juni 2016

Buka Puasa

Aku ingat bau bawang putih
melekat pada tangan ibu
dan mengelap ingus dari hidungku
ketika aku meminta uang untuk membeli
beberapa kembang api agar melupakan
rasa masakannya yang telah ku kunyah.

anak kecil itu tak pernah lapar
pada masakan ibu,
tetapi tumbuh juga
menjadi penunggu setia
di meja makan dekat dapur
ibu.

suara adzan memecah senja
bergelora dan menjelma riak-riak.
melunaskan dahaga pada tiap
meja makan.

Nasinya, Bu, kataku.
Tambah.

Rabu, 01 Juni 2016

Kepada Kamu

                        --uat

aku ingin berlalu
tanpa kenangan dan kenalan
tanpa perasaan dan kecemasan
pada dinding-dinding dingin
pada waktu yang berdetak-detak

aku ingin berlalu
dan masa depan tak punya kau
dalam ingatan ku
karena aku akan mencintai mu
tak cuma sekali
tak cuma hari ini

aku tak ingin membiarkan mu
tinggal dalam catatan ku
dan semua kata dilalap cemburu,
juga tuhan,
pada nama mu.

tetapi, hidup selalu punya tetapi*

2016


*kutipan Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi-nya M Aan Mansyur.

Malam Ini Aku Sedih Sekali

pada cinta yang tak terbalas
kata-kata bekerja lebih keras
kertas-kertas kepenuhan

tanda tanya berserakan
menutupi alamat
rumahmu.

Sabtu, 23 April 2016

Ketika Kamu Merasa Tak Berharga dan Merasa Tak Ada

Aku tahu kau akan menyempatkan membaca tulisan ini lagi. Mari kita bagi sedih yang tak pernah kau mengerti dan berdoa semoga kau tak lagi berkunjung ke tulisan ini.

Kalau ingin menangis, menangislah. Kamu akan merasa legahhhh setelahnya.

Sudah-sudah, jangan membuat dirimu menjadi lebih buruk lagi ke depan. Mereka memang tidak ada yang memedulikan mu. Ingat, orang-orang datang pada saat mereka butuh. Butuh bantuan, butuh ditemani, butuh teman, butuh amal, butuh melihat orang terbantu. Jadi, ketika tak ada yang mendatangimu, memang tak ada yang membutuhkan mu. Se-simpel-itu.

Tak apa kalau tak ada butuh kamu. Toh, kamu masih bisa hidup. Walaupun rada hampa, tapi... berjanjilah akan membantu setiap orang dalam kebaikan, tersenyumlah di depan orang-orang, dan ramahlah pada setiap orang. Tidak ada ruginya, walau kamu memakai 'topeng' untuk tersenyum--dan lama-lama topeng itu akan sulit dilepas--setidaknya kamu peduli, bahwa kamu tidak ingin mengkhawatirkan orang-orang disekeliling mu.

Orang-orang sudah khawatir dengan masalahnya sendiri, jangan ditambah.

Tetapi, jika ada orang yang khawatir kepada mu, jangan pula engkau abaikan mereka, ucapkan saja terima kasih dan bersyukurlah. Meskipun tidak semua di antara mereka benar-benar 'peduli' dan hanya ingin 'tahu'. Setidaknya, rasa penasaran mereka telah menumbuhkan rasa butuh terhadap mu agar menjawab rasa penasarannya.

Jadilah orang-orang berguna, oke apa guna mu sekarang ini? Kalau kau pintar dan murah hati, maka teman-teman mu akan terbantu sekali berada di dekatmu. Kalau kau pandai dalam melawak, bercanda, dan membuat suasana jadi cair, orang-orang  sekitar mu akan terhibur, tapi bagaimana jika kamu goblok dan tak pandai dalam melawak ditambah kamu keras hati dan keras kepala?

Hei-hei, masih banyak hal berguna yang kau lakukan, setidaknya untuk dirimu sendiri. Perbaikilah dirimu. Bahagiakanlah dirimu... Tetapi bagaimana caranya? Ah, kamu bertanya hal yang sama seperti pada pembaca sebelumnya.

Orang yang telah mengerti akan menjawab 'bahagia itu sederhana'. Baiklah, apa yang sederhana itu? Bagaimana kita dapat sampai pada pemahaman seperti itu? [sampai sini dulu]

Minggu, 17 April 2016

Kupikir... Kamu Sudah Beda, Tapi Sama Saja.

"Kamu sama saja seperti yang lain." kataku kepadamu. Hari ini, di depan bayanganku.

Kamu lebih suka sendiri, entah mengapa, padahal aku tahu kamu juga iri melihat mereka yang selalu bersenang-senang dan bersama-sama kemanapun arahnya. Begitulah kamu, memilih untuk sendiri.

Suatu hari, kamu duduk di halaman masjid itu dan bersandar pada tiangnya yang kokoh. Di sana, kau putuskan sebagai tempat favoritmu. Setiap hari, sehabis magrib pasti akan kau temui kucing yang mengais-ngais kepadamu, meminta makan, juga kehangatan. Kamu biarkan ia mengelus-elus kakimu sampai konsentrasi mu membaca menjadi pudar.

Tapi tak apa.

Seperti kucing tersebut, kamu membutuhkan hal yang sama, makanan dan kehangatan dengan cara yang halal. Kalian seperti telah sepakat untuk selalu bertemu sehabis magrib untuk berbagi kehangatan dan juga makan bersama. Di sana, kau putuskan sebagai penyuka kucing.

Tapi tak apa.

Seperti hari ini, kau akan bertemu kucing itu lagi. Tapi tak juga kau dengar ia 'mengeong' seperti yang biasa ia lakukan. Kamu lalu putuskan untuk menunggunya sampai isya. Tapi tak juga kehadirannya kau rasakan.

Tapi tak apa.

Kau masih bisa mencari kucing lain.

"Tidak." Katamu, "mencari yang baru, tidak segampang itu."

~Kucing Masjid Hilang