Sabtu, 18 Juni 2016

Pada Suatu Ngawur

Pada suatu semesta, turunlah seseorang bernama Mada. Telanjang bulat, tetapi belum tahu arti telanjang. Ia berjalan bertahun-tahun. Pada suatu hari, ia bertemu Awah yang sedang telanjang. Tetapi, bukan kata telanjang yang muncul pertama kali. Siapa kau?. Tanya yang tepat. Mereka bersamaan, tetapi bersamaan juga membiarkan lawan menjawab. Hening tercipta. Mata menata tatap. Mulut membuka, tetapi tidak dengan suara. Pertanyaan pertama terlewat. Apa itu? Tunjuk Mada pada sepasang buah serupa pir pada dada Awah. Ia meraba sepasang buahnya itu. Lalu tangan kanan menutupnya, tangan kiri lalu menunjuk. Mada perlahan menutup batang yang menggantung pada selangkangannya. Mereka saling membelakangi dan mencari pohon.

Pohon itu. Mereka ambil selembar daunnya
yang besar dan melebar.
yang hijau dan kilau
bertugas menutup yang ditunjuk itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar